Usia, Jenis Kerja, Pengetahuan, Iklim Kerja, dan Asupan Cairan Pada Kejadian Dehidrasi Pekerja Tambang

Authors

  • Athalia Putriwika Salsabila Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Semarang, Kode Pos 50275
  • Suroto Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Semarang, Kode Pos 50275
  • Daru Lestantyo Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Semarang, Kode Pos 50275

DOI:

https://doi.org/10.58185/j-mestahat.v3i2.113

Keywords:

Asupan Cairan, Dehidrasi, Iklim Kerja, Urin

Abstract

ABSTRAK

Perkembangan dunia meliputi teknologi industri menuntut persaingan dalam produktivitas dan efisien waktu yang meningkat, menimbulkan semakin banyaknya tekanan yang ditemui oleh pekerja ketika melakukan pekerjaan, salah satunya disektor pertambangan. Di setiap tempat kerja memiliki berbagai macam sumber bahaya, salah satunya iklim kerja panas yang dapat berisiko mengakibatkan pekerja mengalamai dehidrasi. Faktor risiko dehidrasi meliputi pengetahuan, usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, lingkungan kerja panas, tingkat konsumsi cairan dan suhu dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan usia, jenis kerja, pengetahuan, iklim kerja, dan asupan cairan pada kejadian dehidrasi pekerja tambang nikel bagian workshop. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan survei analitik pemeriksaan kejadian dehidrasi melalui pendekatan cross sectional menggunakan metode total sampling sejumlah 27 pekerja. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian dehidrasi adalah pengetahuan (0,002), iklim kerja (0,016), asupan cairan (0,0001). Tidak terdapat hubungan antara usia (0,295), jenis kerja (0,443). Pengetahuan, iklim kerja dan asupan cairan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian dehidrasi pada pekerja workshop.

Kata kunci: Asupan Cairan, Dehidrasi, Iklim Kerja, Urin.

 

ABSTRACT

The development of the world including industrial technology demands competition in increasing productivity and time efficiency, causing more and more pressures faced by workers when doing work, one of which is in the mining sector. In mining nickel sources of danger, one of which is a hot work climate that can risk causing workers to experience dehydration. This study aimed to analyze the relationship between age, type of work, knowledge, work climate, and fluid intake on the incidence of dehydration of nickel mining workers in the workshop section. The type of research is a quantitative study using an analytical survey to examine the incidence of dehydration through a cross-sectional approach using a total sampling method of 27 workers. The results of the ChiSquare statistical test showed that the variables related to the incidence of dehydration were knowledge (0.002), work climate (0.016), and fluid intake (0.0001). There is no relationship between age (0.295), and type of work (0.443).

Keywords: Fluid Intake, Dehydration, Work Climate, Urine.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Statistik, B. P.,. (2021). Badan Pusat Statistik. [Online] Available at: https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/1 6/970/penduduk-15-tahun-ke-atasyang- bekerja-menurut-lapangan-pekerjaan- utama-1986---2021.html.
Yudhistira Y, Hidayat WK, Hadiyarto A. (2012). Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(2).
Istiqomah FH, Nawawinetu ED. (2013). Faktor dominan yang berpengaruh terhadap munculnya keluhan subjektif akibat tekanan panas pada tenaga kerja di PT. Iglas (Persero) tahun 2013. Indonesia Jurnal Occupational Safety Health, 2(2).
Sawka MN, Cheuvront SN, Carter R. (2005). Human Water Needs. Nutr Rev, 63.
Nilamsari, Neffrety. (2018). Hubungan Masa Kerja Dan Usia Dengan Tingkat Hidrasi Pekerja Perajin Manik-Manik Di Kabupaten Jombang. Jakarta, 9(2):60-68.
Rulyenzi. (2017). Paparan Iklim Kerja Panas Terhadap Status Hidrasi Pekerja Unit Produksi di PT. Argo Pantes Tbk Tangerang. Jurnal Teknik Mesin – ITI.
Diyani DA. (2012). Hubungan Pengetahuan, Aktivitas Fisik, Dan Faktor Lain Terhadap Konsumsi Air Minum Pada Mahasiswa FKM UI Tahun 2012. Universitas Indonesia.
Kurniawati F, Sitoayu L, Melani V, Nuzrina R, Wahyuni Y. (2021). Hubungan Pengetahuan, Konsumsi Cairan Dan Status Gizi Dengan Status Hidrasi Pada Kurir Ekspedisi. Jurnal Riset Gizi, 9(1).
Sari MP. (2017). Iklim Kerja Panas dan Konsumsi Air Minum Saat Kerja Terhadap Dehidrasi. HIGEIA Journal Public Health Res Dev, 1(2).
Brake DJ, Bates GP. (2003). Fluid losses and hydration status of industrial workers under thermal stress working extended shifts. Occup Environ Med, 60(2).
Miller V, Bates G. (2007). Hydration of outdoor workers in north-west Australia. Jurnal Occupational Health Safety - Aust New Zeal, 23(1).
Sari, NP. (2014). Pengaruh Iklim Kerja Panas terhadap Dehidrasi & Kelelahan Tenaga Kerja bagian Boiler di PT. Albasia Sejahtera Mandiri. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Andayani K, Dieny FF. (2013). Hubungan Konsumsi Cairan Dengan Status Hidrasi pada Pekerja Laki-Laki Industri Pabrik. J Nutr Coll, 2(4):547-56.
Siddiq MNAA. (2016). Konsumsi Buah dan Sayur Serta Status Hidrasi Anak Sekolah Dasar di Wilayah Barat Kabupaten Bogor. Institut Pentanian Bogor.
Nugraheni P. (2015). Konsumsi pangan, status gizi, aktifitas fisik, status kesehatan, dan status hidrasi mahasiswa TPB IPB angkatan 2014. Institut Pertanian Bogor.
Pertiwi D. (2015). Status Dehidrasi Jangka Pendek berdasarkan nilai Pengukuran Puri (Periksa Urin Sendiri) menggunakan Grafik Warna urin pada remaja kelas 1 dan 2 di SMAN 63 Jakarta Tahun 2015. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Downloads

Published

2023-12-08

How to Cite

Athalia Putriwika Salsabila, Suroto, & Daru Lestantyo. (2023). Usia, Jenis Kerja, Pengetahuan, Iklim Kerja, dan Asupan Cairan Pada Kejadian Dehidrasi Pekerja Tambang. Jurnal Semesta Sehat (J-Mestahat), 3(2), 73–83. https://doi.org/10.58185/j-mestahat.v3i2.113